Selasa, 04 Juni 2013

Hati baja

Rasa merupakan ciptaan tuhan yang paling unik, tak berujud namun mampu memberi warna pada kehidupan alam.

Tiap mahluk mempunyai rasa yg sama namun menginterprestasikan rasa dalam difinisi yang berbeda, terbukti pada objek yg sama akan diterima oleh otak dalam persepsi yang berlainan.

Ini menjadikan penilaian terhadap objek yg sama dengan nilai berbeda tergantung individu tersebut meberi harga terhadap objek dimaksud.

Rasa pedas,asin,manis atau rasa senang,sedih,sendu serta apapun yang mampu dirasakan oleh indera kita merupakan konsensus bersama dalam mengunkapkan sesuatu yg dirasakan berdasarkan pengalaman-pengalaman yg pernah terjadi sebelumnya.

Saat kita masih balita orang tua akan melarang jika kita bermain dengan api, dengan alasan panas akibatnya jikalau terpegang, pengalaman itu tidak akan menjadi difinisi jikalau kita tidak pernah memegang atau merasakan panasnya api tersebut. Dan setelah indera kita mencoba merasakan panas maka memori otak kita akan menyimpan rasa panas tersebut menjadi difinisi rasa yang ditimbulkan oleh api.

Terbayang jikalau pada saat pengalaman awal tersebut orang tua kita mendoktrin "jangan bermain api, akan manis nanti rasanya" maka bisa dimungkinkan kita akan takut dengan rasa manis.

Pernyataan diatas tersebut sebenarnya hanyalah analogi bahwa rasa yang tak berujud namun dapat secara realistis menjadi seolah-olah ada atau nyata hanya diperkuat oleh kata.




Tidak ada komentar: