Keyakinan yang tertanam akibat menggali Ilmu pengetahuan,belajar dan mengkaitkan sebab dan akibat dari peristiwa alam yang pada akhirnya jawabannya dikembalikan pada sang kholiq, sehingga yaqin atas Allah Taala berdasarkan ilmu dan kajian. Ini rentan dihati dan mudah luntur dan terlupakan.
Dalam cerita:
seorang murid yang ditinggal oleh gurunya ditengah lautan, dan berteriak minta tolong kepada gurunya namun sang guru malah menjauh, yang ada dalam benak dan tertanam pada saat itu bahwa yang bisa menolongnya adalah Guru tersebut.
Ketika harapan pertolongan dari sang guru semakin menjauh, karena saat teriakan minta tolong kepada Guru dan sang Guru pun menjauh .
Keputus asaan dan harapan pertolongan dari mahluk pupus , dan ternyata Qolbu spontan terfikir hanya kepada Allah, dan lapaz minta pertolongan " Yaa Allah ,yaa Robb Tolonglah Akuu.."
Dan sang guru itupun kembali kemuridnya untuk menolong. Inilah Yaqin
Ainul Yaqin
Tingkatan diatas Yaqin, ketika keyakinan terhadap ilmu pengetahun serta sebab dan akibatnya dan secara kasat pada pandangan dan dapat dirasakan
Dalam cerita:
Dalam cerita ketika Nabi Musa AS yang menghindar ketajutan dari tongkat kesayangan ditanganya yg tiba-tiba dirubah menjadi ular atas kehendak Allh serta mengjar seperti akan menggigit beliau dan beliau pun berlari. Dan diriwayatkan Allah berfirman kepada Nabi untuk memegang atau menangkap saja ular tersebut
Ketika menemui 2 pilihan yg sulit seperti
pilihan pertama menghindar dari Ular yang akan menggigit atau pilihan kedua justru perintah Allah untuk menangkap dengan tangannya.
Dan tiada pilihan yang lebih baik untuk kita memilih perintah Allah, dan diibaratkan Ainul Yaqin merupakan tingkatan dalam case ini, dalam pandangan dan rasa Allah mampu menjadikan mahluk menjadi apa saja dan ketika Nabi menangkap ular tersebut serta merta berubah menjadi tonkat kembali.
Haqul Yaqin
Tingkatan keyakinan seseorang kepada Allah taalla dalam kehidupan dan nafasnya yang sudah mantab.
Selalu menghadirkan keberadaanya dalam setiap peristiwa
"Wahuwa Ma'akum Aina kuntum" ( Dia Allah serta Kamu dimana kamu berada)
Seperti dalam cerita ketika Nabi Musa AS mendapatkan perintah Allah untuk mengingatkan Firaun dari kekufuran.
Sebagai ilustrasi ketika keraguan Nabi terhadap Nasib serta Nafkah Istri dan Anaknya jika ditinggalkan.
Dan diriwayatkan dipecahlah Sebuah Batu besar dan ketika terpecah pada lapisan terdalamnya ada seekor ulat kecil yang sedang makan daun serta berzikir kepada sang Robb.
Betapa Allah sang pencipta tidak akan pernah menyia-nyiakan mahluk ciptaannya bahkan didalam sebuah batupun.
Tiada keraguan terhadap Allah Taalla dalam setiap kehendak dialam ini merupakan tahapan Haqul Yaqin.